kesabaran seorang ibu,,,,,,
ANAK adalah amanah yang dititipkan Allah SWT kepada kita. Sewajarnya jika dalam membesarkan dan mendidiknya dipenuhi dengan kelembutan, keikhlasan dan penuh rasa syukur kepada sang pencipta. Hal ini akan selalu membuatnya merindukan kita dan menemui kita dengan kerinduan yang sama. Namun sebaliknya, jika orang tua menganggap anak beban hidup dan mendidiknya dengan kekerasan jauh dari keikhlasan, maka ketika kita berpisah dengannya tentu akan membuat anak merasa terbebas dari cengkraman kita seakan-akan kita adalah penghambat tujuan-tujuannya. Coba kita berkaca pada diri sendiri, apa saja yang telah kita lakukan dan berikan kepada anak-anak tercinta kita.
Seringkali kita tidak sabar dan kesal menghadapi kenakalan anak, teriakan lantang atau bahkan pukulan tangan kita sejenak akan menghentikan kenakalannya yang membuat emosi kita meluap-luap. Meskipun kemudian kita akan menyesali sendiri betapa naifnya tindakan kita kepada anak kita sendiri, namun kemudian tindakan itu kadangkala tetap terus terulangi.
Betapa kesabaran sangat mahal harganya dalam membesarkan seorang anak, kesabaran orang tua merupakan pendidikan tak ternilai dalam menanamkan sifat mulia kepada anak, karena tindakan kita yang mengeluarkan kata-kata kasar akan langsung terekam dalam memory seorang anak, membuatnya menjadi orang yang temperamen dan berkata kasar pula.
Rasulullah telah mencontohkan kepada kita bagaimana harus bersikap kepada anak-anak. Dari Aisyah r.a, ia berkata : “Suatu ketika beberapa anak kecil pernah dibawa ke hadapan Rasulullah, lalu beliau mendoakan mereka, pernah juga di bawa kepada beliau seorang anak, lantas anak itu kencing pada pakaian beliau. Beliau segera meminta air lalu memercikkannya pada pakaian itu tanpa mencucinya.” (HR. Al-Bukhari).
Pada saat anak tersebut kencing di pangkuan Rasulullah, beliau tetap dalam keadaan tenang dan membiarkan sampai anak itu menyelesaikan kencingnya, namun sang ibu berteriak kaget seraya ingin mengambil kembali anaknya dari pangkuan Rasulullah. Rasul mencegahnya dan kemudian beliau berkata serta mengingatkan kepada ibu sang anak bahwa air kencing ini bisa dihilangkan, namun luka dalam hati anak akan membekas sampai ia beranjak dewasa.
Ternyata anak yang sering kita anggap tidak tahu apa-apa, sebetulnya tidaklah demikian. Ia sudah mempunyai hati dan perasaan bahkan sejak masih dalam kandungan. Rasulullah sangat paham bagaimana harus bersikap kepada anak. Beliau berhati lembut dan penuh kasih sayang, beliau begitu peka dan sangat menghargai perasaan anak-anak. Bagaimanakah dengan kita, sudahkah kita meneladani pemimpin umat sepanjang zaman ini?
0 Response to "kesabaran seorang ibu,,,,,,"
Posting Komentar